Jumat, 10 Februari 2017

Kuliah di Malang, Malah Ketagihan Layanan Wanita Jalang


Lingkungan mampu mengubah orang seketika. Hal itu pun dialami oleh Donjuan, 35.

Saat menempuh studi di pascasarjana Universitas Brawijaya (UB), Donjuan pun jadi kena pengaruh buruk lingkungan pergaulan.

Akibatnya, dia sering menipu keluarganya karena suka ‘jajan’ sembarangan.

Umi Hany Akasah - Radar Surabaya

KARIN, 31, masih tak percaya. Seminggu lalu, dia mendapati kabar bahwa suaminya digerebek Satpol PP Kabupaten Malang, Jawa Timur di salah satu warung remang­remang di wilayah Malang selatan.

Itu bukan kali ini saja. Empat bulan lalu, Karin juga merasa­kan hal yang tidak enak.

Sampai akhirnya, dia berangkat ke kos suaminya di kawasan Sawojajar, Malang.

Di sana, Karin menemukan puluhan kondom dan obat kuat yang membuatnya marah serta mengadukan hal itu kepada mertuanya.

“Alasannya (kondom) itu punya teman yang sering nginap di kos. Suami juga janji akan menjaga kosnya sebaik mungkin, ternyata semua itu hanya alasan,” kata Karin di sela sidang gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas 1 A Surabaya, pekan lalu.

Tampil feminin dengan hijab panjang, Karin mengaku masih ragu untuk menceraikan sang suami.

Ia masih yakin suaminya adalah pria baik-baik nan lugu seperti awal mereka bertemu.

Menurut Karin, pertemuan mereka juga bermula dari perjodohan kedua orang tua.

Donjuan adalah alumnus sebuah perguruan tinggi ternama di Mesir.

Ia putra tokoh agama dari Madura. Keluarga Karin tinggal di kawasan Ampel dan merupakan keluarga baik-baik yang terpandang.

Karin menyatakan bahwa Donjuan mengajar di salah satu kampus swasta keagamaan di Surabaya.

Ia sangat pendiam dan sopan. Melihat perilaku dan pekerjaannya yang baik, keluarga bahkan Karin pun tak menyangka bila suaminya ternyata suka ‘jajan’ wanita lain.

“Ya tidak percaya juga kalau kemudian dia digerebek Satpol PP gitu,” ucap Karin dengan mimik sedih.

Sementara mendapatkan surat gugatan cerai dari istrinya, Donjuan terlihat kebingungan. Ia mengakui kesalahannya menyia-nyiakan keluarga dan istrinya yang baik.

Dia pun berjanji tidak akan berbuat zina lagi. Tapi, penyesalan selalu datang terlambat.

‘Pengakuan dosanya’ tak dipedulikan lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

“Padahal, saya itu awalnya hanya diajak teman. Tapi, memang saya jadi ketagihan. Soalnya, servis PSK itu banyak plusnya daripada dari istri sendiri,” kata Donjuan.

Diakui dia, dalam hati nuraninya, dirinya merasa sangat berdosa. Namun, godaan itu ternyata lebih besar daripada rasa bersalahnya.

“Saya sampai dimarahin Umik (ibu, Red). Saya tidak berani pulang ke rumah orang tua, malu saya,” kata Donjuan.

Ayah dua anak itu mengaku kini tak tahu lagi akan tinggal dimana. Sebab, selama ini rumah tangganya dengan Karin masih ikut di rumah mertua.

Orangtuanya yang di Madura juga tidak mau lagi menerimanya.

“Saya juga tidak boleh dapat fasilitas apa-apa lagi. Dulu, saya bisa pakai mobil istri. Makan juga ikut mertua. Sekarang saya bingung tidak punya uang. Saya masih berharap mereka bisa menerima kembali,” katanya.

Sumber JPNN.com
http://www.jpnn.com/news/kuliah-di-malang-malah-ketagihan-layanan-wanita-jalang

0 komentar:

Posting Komentar