Seorang warga Kebraon, sebut saja namanya Karin, 38, benar-benar merasa tertipu dengan seluruh orang di perumahannya.
Sebab,
seluruh warga tak pernah memberitahu bila rumahnya menjadi ajang
maksiat antara suaminya, Donjuan, 40, dan selingkuhannya, Sephia, 44.
========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
========================
Saat
proses sidang gugatan cerainya digelar di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A
Surabaya, pekan lalu, Karin berkali-kali menuntut untuk menjual rumah
hasil kerjanya bersama sang suami.
Sayangnya,
Donjuan enggan menjualnya karena ia merasa 20 persen dari rumah yang
dibeli itu adalah hasil pemberian almarhum ibunya.
“Tapi,
saya sudah ngeri lihat rumah itu. Bayangin saja, suami kelonan tiap
hari sama Sephia, ya di rumah itu,” kata Karin dengan amarah membara di
sela-sela sidang gugatan cerainya.
Diakui
Karin, hatinya sekarang ini sedang rapuh. Sakitnya sungguh luar biasa.
Tak hanya karena dikhianati suaminya, namun, tetangga, sahabat, tukang
sampah, bahkan satpam di perumahannya juga mengkhianatinya.
Menurut ibu satu anak itu, rumah di Kebraon seyogianya adalah rumah pertama baginya.
Namun, karena sang suami sering dinas ke
luar kota, maka Karin seringkali memilih tinggal di rumah ibunya yang
sudah tua di kawasan Pandegiling.
Apalagi,
Karin hanya dua bersuadara. Kakaknya menikah dan tinggal di Semarang.
“Karena saya yang dekat dengan ibu, ya jadilah saya tinggal di sana,”
ungkap Karin.
Anaknya juga sekolah
di kawasan Surabaya Pusat, sehingga ia tak perlu jauh-jauh mengantarkan
anaknya ketika tinggal di rumah ibunya.
Maka
dari itu, ia menengok rumah Kebraon kadang dua kali dalam seminggu.
Meski demikian, wanita yang juga guru itu mengaku cukup aktif
berkomunikasi dengan warga sekitar.
Dia
menitipkan rumahnya pada tetangga maupun satpam perumahan setempat.
“Saya malah memberi uang bulanan sendiri ke satpam. Tetangga kanan kiri,
dan kadang kalau ada kue, saya kasih ke orang se-RW,” jelasnya.
Kebaikan
itu seakan dibalas dengan air tuba. Karin mengetahui jika rumahnya itu
seringkali didatangi Sephia dan Donjuan. Suaminya yang seringkali
mengaku dinas di luar kota, justru tinggal di rumah Kebraon bersama
selingkuhannya.
“Warga tahu semua.
Saya tahunya itu dari satpam baru. Ia menuduh kalau saya tamu dan bukan
pemilik rumah, karena yang sering ke rumah itu justru wanita lainnya,”
jelas Karin.
Seperti tersambar
petir, Karin akhirnya menanyakan satu per satu pada tetangganya.
Ternyata semuanya mengakui kalau Donjuan dan Sephia memang sering
tinggal di rumah itu.
Warga menolak untuk memberi tahunya dengan dalih kasihan dengan Karin.
“Kasihan
sih kasihan. Tapi, masak membiarkan perselingkuhan di kampungnya
sendiri. Sudah enggak fair itu. Makanya sama enggak mau menengok lagi
rumah kebohongan itu, “ pungkasnya.
Sumber: JPNN.com